PERMASALAHAN SAMPAH DAN PENGELOLAANYA
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Taksiologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Lianah, M. Pd
Disusun oleh :
Lya Fatihatun Ni’mah ( 113811006)
Hafidz Riza Nandari (113811029)
Wakhida Amalia (113811038)
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
I.
PENDAHULUAN
Sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi
dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat.[1]
Selain itu ada pula yang mendefinisikan sampah sebagai
material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.[2] Sampah dapat dibedakan
berdasarkan sifat – sifat biologis dan kimianya yaitu sampah yang membusuk, sampah
yang tidak membusuk, sampah yang berupa debu dan sampah yang berbahaya.
Sampah menimbulkan banyak permasalahan baik di lingkungan maupun
bagi kesehatan. Dalam lingkungan misalnya, sampah akan mengganggu pemandangan
jika keberadaanya melebihi batas dan tidak dikelola dengan baik. Selain itu
dalam kesehatan sampah merupakan sumber dari berbagai penyakit karena didalam
sampah terjadi pembusukan.
Selama ini sampah menjadi permasalahan yang sulit ditangani karena
setiap hari dari berbagai aspek akan menghasilkan bahan – bahan yang
sudah tidak dikehendaki yang di sebut sampah terutama sampah rumah tangga dan
industri. Sedangkan pembusukannya berlangsung dengan
waktu yang cukup lama. Hal ini akan menjadikan sampah menumpuk. Selain itu,
banyak faktor yang menambah jumlah
sampah di lingkungan. Untuk itu, diperlukan upaya pengelolaan sampah yang baik
agar sampah tidak menjadi hal yang akan berdampak buruk baik di lingkungan
maupun bagi kesehatan.
Dalam makalah ini, penulis akan sedikit menguraikan tentang factor – faktor yang
mempengaruhi sampah, dampak yang timbulkan dan cara pengelolaan sampah yang
baik.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apa faktor – faktor yang
mempengaruhi sampah atau limbah ?
B.
Apa dampak yang ditimbulkan
dari sampah atau limbah ?
C.
Bagaimana cara pengelolaan
sampah atau limbah dengan baik ?
III.
PEMBAHASAN
A.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Sampah atau Limbah
Sampah baik
secara kuantitas maupun kualitasnya sangat dipengaruhi oleh kegiatan dan taraf
hidup masyarakat. Beberapa faktor yang penting antara lain :
1. Jumlah penduduk. Dapat dipahami
dengan mudah bahwa semakin banyak penduduk semakin banyak pula sampah yang
dihasilkan. Pengelolaan sampah inipun berpacu dengan laju pertumbuhan penduduk.
2. Keadaan sosial ekonomi. Semakin
tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak pula jumlah per kapita
sampah yang dibuang. Kualitas sampah pun semakin banyak yang bersifat tidak
mudah membusuk. Perubahan kualitas sampah ini tergantung pada bahan yang
tersedia, peraturan yang berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan
sampah. Kenaikan kesejahteraan inipun akan meningkatkan kegiatan konstruksi dan
pembaharuan – pembaharuan
bangunan. Transportasi, produk pertanian dan industri semakin bertambah dengan konsekuensi volume
dan jenis sampah pun bertambah.
3. Kemajuan teknologi. Kemajuan
teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah karena pemakaian bahan
baku yang semakin beragam. Cara pengepakan dan produk yang dihasilkan pun
semakin beragam pula.[3]
B.
Dampak yang Ditimbulkan oleh Sampah
Sampah yang
karena jumlah, sifat kimia, fisika maupun mikrobiologinya dapat meningkatkan
mortalitas dan morbiditas secara bermakna atau menyebabkan penyakit yang tidak
reversible ataupun sakit berat yang reversible tetapi berpotensi menimbulkan
bahaya sekarang maupun di masa yang akan datang terhadap kesehatan atau
lingkungan apabila tidak diolah, ditransport, disimpan dan dibuang dengan baik.[4]
Pengaruh
sampah terhadap kesehatan dapat
dikelompokkan menjadi, efek langsung dan tak langsung. Efek langsung adalah
efek yang disebabkan karena kontak langsung terhadap tubuh dengan sampah
tersebut. Misalnya sampah yang beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, sampah
yang karsinogenik dan lain – lain. Selain itu, adapula sampah yang mengandung bakteri
pathogen sehingga dapat menimbulkan penyakit. Sedangkan efek tidak langsung
dapat dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan, pembakaran, dan pembuangan
sampah yang tidak sesuai. Efek tidak langsung lainnya berupa penyakit bawaan
vektor yang berkembang biak di dalam sampah. Sampah bila ditimbun sembarangan
dapat dijadikan sarang lalat maupun tikus. Seperti diketahui, lalat adalah vektor dari berbagai gangguan pencernaan
terutama perut. Begitu juga dengan tikus, yang menyebabkan penyakit pest.
Penyakit
bawaan sampah sangat luas, dapat berupa penyakit menular, tidak menular dan
adapula sampah akibat kebakaran, keracunan dan lain-lain.[5]
Selain menimbulkan berbagai macam penyakit sampah menyebabkan berbagai macam
pencemaran salah satunya adalah pencemaran air sungai oleh limbah rumah tangga
dan industri. Pertumbuhan penduduk mengakibatkan bertambahnya limbah domestik
yang selanjutnya menyebabkan terjadinya eutrofikasi. Yang mendorong terjadinya
petumbuhan masal mikrofita misalnya ganggang dan eceng gondok.[6]
Seperti yang dapat kita lihat di sebuah sungai. Hal ini akan menyebabkan
kehidupan yang berada dibawah air akan keracunan atau kekurangan oksigen karena
eceng gondok mengambil pasokan oksigen dan menghalangi cahaya matahari masuk ke
dasar sungai.
Produksi
sampah yang besar merupakan dampak penting dalam pembangunan kota. Pengumpulan
dan pembuangan sampah rumah tangga
merupakan masalah yang besar. Tetapi, pemecahan yang memuaskan belum
didapatkan.[7]
C.
Cara Mengelola Sampah atau Limbah
dengan Baik
Jenis sampah yang mudah membusuk
pengelolaanya menghendaki kecepatan baik dalam pengumpulan maupun dalam
pembuangannya. Orang harus mengangkut dan membuangnya ditempat yang aman dengan
kecepatan yang lebih daripada kecepatan membusuknya dalam cuaca daerah tropis
ini.
Jenis
sampah yang tidak membusuk biasanya terdiri atas kertas, plastik, logam, gelas
dan lainnya. Sampah ini jika memungkinkan didaur ulang sehingga dapat
bermanfaat kembali, baik melalui proses ataupun secara langsung dimanfaatkan.
Apabila tidak di daur ulang, maka diperlukan proses untuk memusnahkannya
seperti pembakaran. Tetapi hasil dari pembakaran ini masih memerlukan
penanganan lebih lanjut.
Jenis
sampah yang berbentuk debu biasanya berupa debu sisa pembakaran, baik
pembakaran bahan bakar ataupun sampah. Sampah seperti ini tidak membusuk tetapi
dapat di manfaatkan untuk mendatarkan tanah atau penimbunan. Selama tidak
mengandung zat beracun, maka debu ini tidak terlalu berbahaya terhadap
lingkungan.[8]
Dalam
pencemaran air sungai disebabkan oleh limbah industri, di desa tidak disediakan
sistem riol (sistem pemipaan bawah
tanah) yang digunakan untuk membuang sampah atau limbah rumah tangga dan
industri ke sungai. Pabrik memang merencanakan untuk membuang sampah tetapi
tidak membuat alat pengolahan limbahnya.[9]
Sedangkan
untuk air limbah yang dihasilkan rumah tangga yang mempunyai jamban akan
dihubungkan dengan sistem riol yang menampung semua air limbah. Secara
keseluruhan di negara dunia ketiga sistem riol merupakan teknologi penyehatan yang sangat mahal, karena itu
kebanyakan rumah tangga membuang ekskreta (tinja) dan limbah secara terpisah.
Namun di perkotaan cukup banyak rumah tangga yang dihubungkan dengan sistem saluran riol ini lalu bila dialirkan
ke pertanian maka masalah yang menimbulkan pencemaran lingkungan dapat
dihindari.[10]
Dibanyak daerah
air limbah dianggap sangat berharga sehingga saluran riol dipercabangkan dan
aliran air limbahnya dialihkan ke lahan pertanian. Kebiasaan seperti itu, yang
sama sekali bukan umum tetapi tentu saja tidak sah dan mengandung bahaya yang
besar bagi kesehatan dengan nyata menunjukkan manfaat yang terasakan dari
penggunaan air limbah.[11]
Selain
masalah air limbah diatas ada juga masalah limbah padat. Adapun teknik
pembuangan sampah dapat dilihat mulai dari sumber sampah sampai pada tempat
pembuangan akhir sampah. Usaha pertama adalah mengurangi sumber sampah, baik
dari segi kuantitas maupun kualitasnya dengan :
1.
Meningkatkan
pemeliharaan dan kualitas barang sehingga tidak cepat menjadi sampah
2.
Meningkatkan
efisiensi penggunaan bahan baku
3.
Meningkatkan
penggunaan
bahan yang dapat terurai secara alamiah, misalnya pembungkus plastik diganti
pembungkus kertas
Pengelolaan
ditujukan pada pengumpulan sampah mulai dari produsen sampai tempat pembuangan
akhir (TPA) dengan membuat tempat pembuangan sementara (TPS), transportasi yang
sesuai lingkungan dan pengelolaan pada TPA.[12]
Adapun
usaha pengelolaan sampah baik skala besar maupun kecil bila harus mencapai
tujuannya yaitu lingkungan dan masyarakat yang sehat maka faktor utama yang
harus diperhatikan adalah peran serta masyarakat. Masyarakat harus mengerti dan
mau berpartisipasi bila perlu harus berubah sikap sehingga bersedia membantu
dengan cara mengurangi volume sampah, perbaikan kualitas sampah sampai pada
penyediaan lahan untuk pemusnahan sampah.
Untuk
mengelola pencemaran air dan udara yang berasal dari pabrik dapat direkomendasikan
agar pabrik menerapkan prinsip eko-efisiensi dan minimisasi limbah. Usaha ini
tidak selalu memerlukan biaya yang besar. Usaha ini dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu jangka pendek yaitu tindakan segera yang dapat dilaksanakan tanpa
investasi yang tinggi dan yang kedua adalah jangka panjang dengan cara
investasi yang tinggi. Akhirnya direkomendasikan untuk memasang alat penangkap
atau pengolahan zat pencemar yang sesuai dengan jumlah limbah yang di
minimasikan.[13]
IV.
KESIMPULAN
Sampah
merupakan bahan yang sudah tidak digunakan maupun dimanfaatkan lagi. Sampah
menimbulkan permasalahan baik lingkungan maupun kesehatan. Selama ini
permasalahan sampah masih sulit ditangani karena jumlahnya semakin bertambah.
Banyak faktor yang menyebabkan bertambahnya kuantitas maupun kualitas sampah
mulai dari jumlah penduduk, keadaan sosial ekonomi dan kemajuan teknologi.
Untuk
itu, dibutuhkan cara untuk pengelolaan sampah. Misalnya dengan mendaur ulang
sampah yang sulit membusuk. Selain itu, partisipasi masyarakat untuk menangani
masalah ini juga dibutuhkan dengan cara mengurangi volume sampah dan lainnya.
V.
PENUTUP
Demikian makalah ini kami buat,
tentunya makalah ini jauh dari sempurna, kami sadar ini adalah proses dalam
menempuh dari pembelajaran. Untuk itu kami berharap kritik dan saran yang bisa
membangun demi kesempurnaan makalah kami berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Slamet, Juli SOEMIRAT, Prof, dr, MPH,
Ph. D. Kesehatan Lingkungan. 2009. Yogyakarta
: Gadjah Mada University Press.
Soemarwoto, Otto. Analisis Dampak Lingkungan. 2007. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Mara, Duncan dan Sandy Cairncross. Pemanfaatan Air Limbah dan Ekskreta.
Bandung : ITB Bandung dan Universitas Udayana.
[1] Prof. dr. Juli Soemirat Slamet, MPH, Ph.D, Kesehatan Lingkungan,
(Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press, 2009), hal. 152
[6] Otto Soemarwoto, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, (Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press,
2007), hal. 47
[8] Op.cit, Juli Soemirat Slamet, hal. 153
[9] Op.cit, Otto Soemarwoto, hal. 207
[10] Duncan
Mara dan Sandy Cairncross, Pemanfaatan
Air limbah dan Ekskreta, (Bandung : ITB Bandung dan
Universitas Udayana,
1994), hal. 33
[11] Ibid,
hal. 35
[12] Op.cit,
Juli Soemirat Slamet, hal. 157-158
[13] Op.cit,
Otto Soemarwoto, hal.308
0 komentar:
Posting Komentar